Menjadi Guru di Rumah
![]() |
by:irsad_design |
Oleh: Lailatus Syarifah
Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Sejatinya orang tua adalah guru pertama dan utama bagi anak-anaknya. Kedekatan secara fisik dan emosional menjadi salah satu penyebab orang tua menjadi panutan utama bagi anak-anaknya. Pertemuan intensif yang sering mereka jalani sejatinya merupakan jalan dalam membangun komunikasi efektif. Sehingga keberadaan orang tua pun dianggap strategis dan sangat berpengaruh bagi tumbuh dan berkembangnya anak-anak.
Peran orang tua dalam masa pandemi covid-19 untuk menjadi pendamping sekaligus pembimbing dalam kegiatan pembelajaran secara daring atau melalui sosial media sangat besar dampaknya untuk mendukung anak tetap belajar di rumah. Hal ini juga menjadi tantangan sendiri bagi orang tua di rumah karena orang tua membutuhkan pengetahuan dan cara yang tepat untuk menggantikan peran guru dalam proses pembelajaran. Orang tua harus sigap dan tahu apa saja yang dibutuhkan oleh anak-anaknya. Ketika anak merasa tertekan atau stres, orang tua juga harus turun tangan untuk menyelesaikannya.
Saat ini guru dan orang tua harus mampu membangun komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran anak. Guru sebagai pendidik di sekolah dan orang tua sebagai pendidik di rumah harus mampu menyatukan visi agar anak mencapai target yang diinginkan oleh semua pihak. Tanpa ada pengawasan orang tua, guru tidak bisa berbuat apa-apa ketika ada anak didiknya yang bandel. Begitu pula orang tua, akan merasa kebingungan jika guru tidak memberikan dukungan bagi anaknya. Maka keduanya adalah satu kesatuan yang sinergis, ketiadaan salah satunya akan membuat pembelajaran anak menjadi tidak terarah.
Orang tua mempunyai peranan penting dalam mendampingi, mengasuh, dan menjadi guru bagi anaknya. Dengan demikian, tentunya orang tua harus memiliki kualitas kesabaran yang lebih tinggi karena situasi pembelajaran dirumah sangat berbeda dengan pembelajaran yang biasa anak alami saat di sekolah. Biasanya, anak akan mudah mengalami kebosanan sehingga orangtua perlu melakukan komunikasi yang tepat untuk anak sehingga anak merasa lebih nyaman saat orangtua membantu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Masa anak belajar dari rumah menjadi tugas tambahan yang tidak ringan buat kebanyakan orang tua. Pada saat pembelajaran di sekolah, orang tua seperti lepas tangan dan tidak ikut mengajar dan mendampingi di kelas. Namun ketika di rumah, orang tua menjadi guru, pendamping, mengajarkan dan juga mengawasi. Orang tua harus benar-benar bertransformasi menjadi “guru” yang sesungguhnya. Selain masalah rumah tangga, orang tua harus paham juga mengenai mata pelajaran yang dipelajari anak di sekolah.
Namun, selain mempelajari tentang mata pelajaran di sekolah, orang tua juga bisa langsung memberikan pengajaran tentang berbagai macam keterampilan di rumah. Anak-anak bisa belajar langsung mengenai cara merapikan tempat tidur, membetulkan barang yang rusak, belajar memasak di rumah, belajar berkebun dan sebagainya. Orang tua juga dapat mengajarkan bagaimana caranya bertanggung jawab terhadap amanah yang diberikan kepada mereka. Anak-anak dilatih bersabar ketika menghadapi sesuatu kesulitan dan sebagainya.
Selain orang tua, anggota keluarga lain harus memiliki rasa kebersamaan dan kekompakan dalam mengasuh dan mendidik anak di rumah, komunikasi lagi-lagi menjadi hal penting dalam hal ini. Sebab, pola asuh yang dijalani saat ini akan berpengaruh pada karakter anak di masa mendatang. Komunikasi yang tidak terbangun dengan baik, akan menimbulkan miss communication yang akibatnya komunikan merespon komunikasi yang buruk dengan tindakan yang salah. Akhirnya miss communication tadi menimbulkan permasalahan lain yang tidak diduga.
Orang tua juga diharapkan memastikan anaknya mengikuti instruksi dan memahami semua tuntutan pelajaran selama belajar di rumah. Memang hal ini bukan perkara mudah, namun mau ataupun tidak harus dilakukan oleh orang tua. Bagi sebagian orang tua, hal ini wajar terjadi, namun sebagian yang lain ada orang tua yang memang kurang berpengalaman dalam hal pendidikan. Belum lagi ditambah orang tua juga memiliki tuntutan pekerjaan lain yang juga harus dituntaskan.
Memang ini menjadi permasalahan tersendiri bagi dunia pendidikan kita, namun harus tetap dijalani dan dihadapi demi keberlangsungan pembelajaran anak. Dengan tanpa mengindahkan berbagai pro dan kontra yang terjadi di masyarakat, proses belajar harus tetap berlangsung dengan didampingi oleh orang tua masing-masing. Sebab anak adalah aset bangsa, untuk mewujudkan aset yang baik, maka pendidikan yang terbaik harus diberikan agar tercipta generasi yang hebat.
Sekarang adalah udah waktu yang tepat bagi orang tua menjadi guru yang sesungguhnya bagi anak. Karena penanaman karakter yang diinginkan oleh orang tua terhadap anaknya bisa langsung dipantau dan dijalankan secara pribadi oleh orang tua masing-masing. Selain itu orang tua juga akan lebih faham akan kebutuhan sang anak, juga tentang kelemahan, kekurangan serta permasalahan yang dihadapi oleh anaknya.
Akhirnya, kita semua berharap semoga wabah covid-19 ini segera berlalu, dan kita semua terhindar dari virus dan berbagai macam penyakit, termasuk virus corona ini, sehingga anak-anak kita bisa belajar seperti sedia kala di sekolah. Adapun bagi orang tua diharap tetap menjadi guru yang baik bagi anak-anaknya, juga menjadi partner belajar yang nyaman dan menyenangkan, sehingga anak tetap merasa nyaman ketika belajar bersama orang tuanya.
Komentar
Posting Komentar