Review Materi LK 1 HMI Komisariat Iqbal-Febi
Nama : Mohammad Fattahul Alim
Komisariat : UNNES Raya
BAB I
Sejarah Perjuangan HMI
1. Pengertian Ilmu Sejarah
Ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa di masa lampau.
2. Manfaat dan Kegunaan Mempelajari Ilmu Sejarah
v Memiliki pengetahuan tentang peristiwa atau kejadian di Masa Lalu
v Mengambil hikmah atau pelajaran dari peristiwa dimasa lampau.
v Sebagai pedoman dalam mengambil keputusan di masa ini.
3. Misi Kelahiran Islam
1) Masyarakat Arab Pra-Islam
v Dikenal sebagai masyarakat jahiliyah.
v Menyembah berhala, mengubur anak perempuan hidup-hidup, dan perbudakan.
v Hidup dalam perpecahan antarklan (keluarga besar).
v Tingginya egoisme kekuasaan (kabilah).
v Terkenal dengan syair-syair yang indah.
2) Periode Kenabian Nabi Muhammad
v Fase Mekah
Nabi Muhammad dilahirkan di Mekah pada saat masyarakat yang mengalami disintegrasi bangsa. Pada masa ini, Rasulullah mengajarkan nilai ketauhidan atau keimanan dan perbaikan akhlak sebagai landasan fundamental
v Fase Madinah
Rasulullah hijrah ke Yatsrib untuk menyebarkan ajaran Islam serta mempersatukan kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Fase ini lebih ditekankan pada penerapan hukum kemasyarakatan dan muamalah sehari-hari.
Latar belakang berdirinya HMI disebabkan oleh 4 faktor yaitu Islam yang mengalami kemunduran di dunia, situasi NKRI yang baru merdeka, kondisi umat Islam di Indonesia yang terbagi menjadi 4 golongan, dan kondisi perguruan tinggi di Indonesia yang sudah terpapar paham komunisme dari PKI. Disamping itu juga terdapat faktor lainnya seperti kebutuhan akan pemahaman dan penghayatan agama, munculnya polarisasi politik, kemajemukan bangsa Indonesia serta tuntutan modernisasi dan tantangan masa depan. HMI secara resmi didirikan di Yogyakarta pada tanggal 5 Februari 1947 M atau 14 Rabiul Awwal 1366 H oleh Lafran Pane beserta 14 orang lainnya. Tujuan awal pembentukan HMI ada 2 yaitu mempertahankan negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. Kedua menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam. Tujuan HMI saat ini adalah terbinanya Insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islami dan bertanggung jawab atas terwujudnya adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
Dalam perjalanan HMI sampai sekarang ini telah mengalami 11 fase antara lain
i. Fase konsolidasi spiritual dan proses berdirinya HMI (tahun 1946)
Berlatar belakang munculnya pemikiran dan berdirinya HMI serta kondisi objektif yang mendorongnya, dengan munculnya rintisan pembentukan HMI pada November 1946. Hal ini didasari permasalahan saat itu merupakan suatu kenyataan yang harus diantisipasi dan dijawab secara tepat dan konkret.
ii. Fase Berdiri dan Pengukuhan (15 Februari- 30 November 1947)
Selama kurang lebih 9 bulan, waktu tersebut dipergunakan untuk menjawab berbagai reaksi dan tantangan silih berganti demi mengokohkan eksistensi HMI agar tetap berdiri tegar dan kokoh. Pada fase ini diadakan pendirian cabang-cabang baru HMI, mengesahkan anggaran dasar HMI, dan membentuk pengurus HMI.
iii. Fase Perjuangan Bersenjata dan Perang Kemerdekaan dan Menghadapi Pengkhianatan dan Pemberontakan PKI (1947-1949)
HMI terjun langsung dalam melawan Belanda pada Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 April 1947 dan menghadapi pemberontakan PKI di Madiun pada 18 September 1948. Pada fase ini, juga berlangsung Dies Natalis HMI pertama dimana dihadiri panglima ABRI Jenderal Sudirman yang mengatakan bahwa HMI adalah harapan masyarakat Indonesia.
iv. Fase Pembinaan dan Pengembangan Organisasi (1950-1960)
v Pembentukan cabang-cabang baru.
v Menerbitkan majalah
v Sudah 7 Kali Mengadakan kongres
v Pengesahan atribut HMI seperti lambang, bendera, muts, dan Hymne HMI.
v Merumuskan tafsir asas HMI dan masih banyak lagi.
HMI juga mempunyai masalah internal yaitu ancaman PKI. Pada tanggal 19 November 1957 di Moskow Rusia, dicetuskanlah Manifesto Moscow yaitu satu program untuk mengomuniskan Indonesia. Untuk menghadapi kondisi tersebut, pada kongres HMI di Medan tanggal 24-31 Desember 1957 mengeluarkan 2 sikap antara lain :
· Haram hukumnya menganut ajaran dan paham komunis karena bertentangan dengan Islam.
· Menuntut Islam sebagai dasar negara.
v. Fase Tantangan (1964-1965)
Kedendaman PKI terhadap HMI karena keikutsertaan HMI pada penumpasan pemberontakan Madiun Tahun 1948. Karena dianggap sebagai penghalang tujuan PKI, HMI hendak dibubarkan dengan berbagai cara dengan didukung oleh PARTINDO dan PNI. Untuk menjawab tantangan tersebut, dibentuklah panitia solidaritas pembelaan HMI pada tahun 1964. Akan tetapi, pada penutupan kongres CGMI pada tanggal 29 September 1965 di Istora Senayan Jakarta, Presiden Soekarno mengumumkan bahwa ia tidak jadi membubarkan HMI.
vi. Fase Kebangkitan HMI Sebagai Pejuang Orde Baru dan Pelopor Kebangkitan Angkatan 66 (1966-1968)
· Tanggal 1 Oktober adalah tokoh pemisah antara orde lama dan orde baru
· Seandainya PKI gagal membubarkan HMI, HMI akan menumpas pemberontakan PKI untuk kedua kalinya
· Pada tanggal 25 Oktober 1965 mendirikan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI)
· Tritura 10 Januari 1966
· Supersemar 1966
· Dibubarkan dan dilarangnya PKI mulai tanggal 12 Maret 1966
· Kabinet Ampera terbentuk dengan para alumni HMI masuk dalam jajaran kabinet tersebut
vii. Fase Partisipasi HMI dalam Pembangunan (1969-sekarang)
Pada tanggal 1 April 1969, dimulailah rencana pembangunan lima tahun menuju masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. HMI ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional seperti (a) partisipasi pembentukan suasana situasi dan iklim yang memungkinkan dilaksanakan pembangunan (b) partisipasi dalam pemberian konsep-konsep dalam berbagai pemikiran.
viii. Fase Pergolakan dan Pembaharuan Pemikiran (1970-1998)
Pada masa Orde Baru, kebebasan mengeluarkan pendapat terkekang dengan ketat. Sejak berlakunya UU Nomor 8 Tahun 1985 yang mengharuskan sebuah partai dan organisasi harus berdasarkan Pancasila. Kongres ke-16 HMI di Padang tahun 1986, HMI menyesuaikan diri dengan mengubah asasi Islam dengan Pancasila. Akibatnya HMI pecah menjadi dua yaitu HMI DIPO dan HMI MIPO.
ix. Fase Reformasi (1998-2000)
Pada tahun 1995, HMI mulai melaksanakan gerakan reformasi dengan menyatakan pendapat yang berbeda dan kritik kepada pemerintah Orde Baru. Pada kongres HMI ke-20 di istana negara pada tanggal 21 Januari 1995, HMI menilai pembangunan ekonomi di Indonesia kurang diikuti dengan pembangunan politik. Pada peringatan Dies Natalis HMI ke-50, HMI juga menegaskan sekaligus menjawab atas kritik-kritik yang memandang HMI terlalu dekat dengan kekuasaan.
x. Fase Tantangan II (2000-sekarang)
Pada masa ini, HMI justru mengalami kemunduran yang secara intensif dan disinyalir Agus Salim Sitompul dalam bukunya 44 indikator kemunduran HMI. HMI menghadapi 2 tantangan yaitu internal dan eksternal.
a) Masalah internal
Ø Masalah eksistensi dan keberadaan HMI.
Ø Masalah relevansi pemikiran-pemikiran HMI
Ø Masalah peran HMI sebagai organisasi. perjuangan.
Ø Masalah efektivitas HMI untuk memecahkan masalah yang dihadapi bangsa.
b) Masalah eksternal
Ø Tantangan menghadapi perubahan zaman pada abad ke-21 ini.
Ø Tantangan terhadap peralihan generasi muda bangsa.
Ø Tantangan dalam mempersiapkan kader-kader dan alumni HMI.
Ø Tantangan menghadapi bahaya abadi komunis.
Ø Tantangan menghadapi kelompok lain yang memiliki misi berbeda dari umat Islam dan bangsa Indonesia.
Pada fase tantangan II ini, eksistensi HMI semakin memudar dan mundur selama 25 tahun sejak tahun 1980-2005. Dalam dua periode terakhir, PB HMI sering mengalami konflik dan perpecahan. HMI harus mampu menghadapi tantangan tersebut dengan penuh semangat dan militansi tinggi.
xi. Fase Kebangkitan Kembali (2006-sekarang)
Gelombang kritikan terhadap HMI telah menghasilkan dua umpan balik. Pertama, munculnya kesadaran individual dan kolektif di berbagai elemen HMI seperti anggota, aktivis, kader, alumni HMI, pengurus Komisariat sampai PB HMI, bahwa HMI sedang mengalami kemunduran. Kedua, akibat dari kesadaran tersebut, muncullah juga kesadaran baru, baik secara individual dan kolektif di berbagai kalangan HMI seperti anggota, aktivis, kader, pengurus, dan alumni bahwa HMI mutlak untuk dilakukan perubahan dan pembaharuan. Tujuannya supaya dapat bangkit kembali seperti masa kejayaannya dulu.
BAB II
Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI
I. Dasar-dasar Kepercayaan
Setiap manusia memerlukan satu kepercayaan yang nantinya akan melahirkan tata nilai guna menopang hidup budayanya tetapi selain kepercayaan dianut untuk kebutuhan juga harus merupakan kebenaran. Menganut kepercayaan yang salah akan berbahaya. Oleh karena itu, kebenaran merupakan asal dan tujuan segala kenyataan kebenaran yang mutlak adalah bahwa Tuhan yaitu Allah swt.
Perumusan kalimat persaksian (syahadat) Islam yang kesatu : tidak ada Tuhan selain Allah mengandung gabungan antara peniadaan dan pengecualian. Perkataan "tidak ada Tuhan" meniadakan segala bentuk kepercayaan sedangkan perkataan "selain Allah", memperkecualikan kepercayaan kepada satu kebenaran. Oleh karena itu, kita harus tunduk kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa tunduk dan pasrah itu disebut Islam.
II. Pengertian-pengertian Dasar Tentang Kemanusiaan
Manusia adalah puncak ciptaan merupakan makhluk yang tertinggi dan adalah wakil dari Tuhan di bumi. Fitrah membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrat di cenderung kepada kebenaran. Dhamier atau hati nurani adalah pemancar keinginan kepada kebaikan, kesucian, dan kebenaran. Tujuan hidup manusia adalah kebenaran yang mutlak atau kebenaran yang terakhir, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Fitrah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi dan prinsipil membedakannya dari makhluk-makhluk yang lain. Dengan memenuhi hati nurani, seseorang berada dalam fitrahnya dan menjadi manusia sejati. Seorang manusia sejati (Insan Kamil) ialah yang kegiatan mental dan fisiknya merupakan suatu keseluruhan kerja jasmani dan kerja rohani bukanlah dua kenyataan yang terpisah.
III. Kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan keharusan universal (Takdir)
Ikhtiar adalah kegiatan kemerdekaan dari individu juga berarti kegiatan dari manusia Merdeka. Ikhtiar merupakan usaha yang ditentukan sendiri di mana manusia berbuat Sebagai pribadi banyak segi yang integral dan bebas dimana manusia tidak diperbudak oleh sesuatu yang lain kecuali oleh keinginannya sendiri dan kecintaannya kepada kebaikan. Tanpa adanya kesempatan untuk berbuat atau berikhtiar, manusia menjadi tidak merdeka dan menjadi tidak bisa dimengerti untuk Memberikan pertanggungjawaban pribadi dari amal perbuatannya.
Manusia tidak dapat berbicara mengenai partai di suatu kejadian sebelum itu menjadi kenyataan. Maka percaya kepada takdir akan membawa keseimbangan Jiwa tidak terlalu berputus asa karena suatu kegagalan dan tidak pula terlalu membanggakan diri karena suatu kemujuran. Sebab segala sesuatu tidak hanya terkandung pada dirinya sendiri, melainkan juga kepada keharusan yang universal itu.
IV. Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan
Kata "Iman" berarti percaya dalam hal ini percaya kepada Tuhan sebagai tujuan itu yang bergerak dan tempat pengabdian boleh kepada-Nya. Sikap menyerahkan diri dan mengabdi kepada Tuhan itu disebut Islam. Islam menjadi nama segenap ajaran pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pelakunya disebut Muslim. Tidak lagi diperbudak oleh sesama manusia atau sesuatu yang lain dari dunia sekelilingnya, manusia muslim adalah manusia yang merdeka yang menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Semangat tauhid (memutuskan pengabdian hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa) menimbulkan kesatuan tujuan hidup, kesatuan kepribadian dan kemasyarakatan. Kehidupan berdawai tidak lagi berat sebelah, parsial, dan terbatas. Manusia bertauhid adalah manusia yang sejati dan sempurna yang kesadaran akan dirinya tidak mengenal batas.
V. Individu dan Masyarakat
Pusat kemanusiaan adalah masing-masing pribadinya dan bahwa kemerdekaan beribadah adalah hak asasinya yang pertama. Tidak ada sesuatu yang lebih berharga dari kemerdekaan itu. Manusia hidup dalam suatu bentuk hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya, sebagai makhluk sosial, manusia tidak mungkin memenuhi kebutuhan kemanusiaannya dengan baik tanpa berada di tengah sesamanya dalam bentuk-bentuk hubungan tertentu.
Maka dalam masyarakat itulah kemerdekaan asasi diwujudkan. Justru karena adanya kemerdekaan pribadi itu Maka timbul perbedaan antara suatu pribadi dengan lainnya. Sebenarnya perbedaan-perbedaan itu adalah untuk kebaikannya sendiri, sebab kenyataan yang penting dan prinsipal, ialah bahwa kehidupan ekonomi, sosial, dan kultural menghendaki pembagian kerja yang berbeda-beda.
VI. Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi
Menegakkan keadilan wanita hak penguasaan atas keinginan-keinginan dan kepentingan pribadi yang tidak mengenal batas (hawa nafsu). Adalah kewajiban dari negara sendiri dan kekuatan sosial untuk menjunjung tinggi prinsip kegotongroyongan dan kecintaan sesama manusia. Menegakkan Keadilan adalah amanah rakyat kepada pemerintah yang ngerti dilaksanakan. Pemerintah yang benar dan harus ditaati ialah mengabdi kepada kemanusiaan kebenaran dan ahlinya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Perwujudan penegakan keadilan yang terpenting dan berpengaruh ialah menegakkan keadilan di bidang ekonomi atau pembagian kekayaan di antara anggota masyarakat. Keadilan menuntut agar setiap orang dapat bagian yang wajar dari kekayaan atau rezeki. Dalam masyarakat yang tidak adil, kekayaan dan kemiskinan akan terjadi dalam kualitas dan proporsi yang tidak wajar sekalipun realitas selalu menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan antara manusia dalam kemampuan fisik maupun mental namun kemiskinan dalam masyarakat dengan pemerintah yang tidak menegakkan Keadilan adalah keadilan yang merupakan perwujudan dari kezaliman.
VII. Kemanusiaan dan Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran dalam hidupnya, sekalipun relatif, namun kebenaran-kebenaran merupakan tonggak sejarah yang mesti dilalui oleh umat manusia dalam perjalanan sejarah menuju kebenaran mutlak. Dan keyakinan adalah kebenaran mutlak itu sendiri pada suatu saat dapat dicapai oleh manusia yaitu ketika mereka telah memahami benar seluruh alam dan sejarahnya sendiri.
Ilmu pengetahuan ialah pengertian yang dipunyai oleh manusia secara benar tentang dunia sekitarnya dan dirinya sendiri. Hubungan yang benar antara manusia dan alam sekelilingnya ialah hubungan dan pengarahan. Manusia harus menguasai alam dan masyarakat guna dapat mengarahkannya kepada yang lebih baik. Penguasaan dan kemudian pengarahan itu tidak mungkin dilaksanakan tanpa pengetahuan tentang hukum-hukumnya yang agar dapat menguasai dan menggunakannya bagi kemanusiaan. Sebab alam tersedia bagi umat manusia bagi kepentingan pertumbuhan kemanusiaan.
VIII. Kesimpulan dan Penutup
ü Hidup yang benar adalah dengan percaya atau iman kepada Tuhan. Tuhan Yang Maha Esa dan keinginan mendekat serta kecintaan kepada-Nya yaitu Taqwa. Iman dan taqwa bukanlah nilai yang statis dan abstrak.
ü Iman dan Taqwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah atau pengabdian formal kepada Tuhan. Dengan beribadah manusia dididik untuk memiliki
ü Kemerdekaannya, kemanusiaannya dan dirinya sendiri, sebab ia telah berbuat ikhlas, yaitu pemurnian pengabdian kepada Kebenaran semata.
ü Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil bentuknya yang utama dalam usaha yang sungguh-sungguh secara esensial menyangkut kepentingan manusia secara keseluruhan, baik dalam ukuran ruang maupun waktu. Berbagai usaha harus terus dilakukan berguna untuk mengarahkan masyarakat kepada nilai-nilai yang baik, lebih maju, dan lebih insani.
ü Memiliki kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada kemanusiaan melahirkan “jihad", yaitu sikap hidup berjuang. Manusia harus berjuang dan menanggung bersama dalam bentuk gotong royong atas dasar kemanusiaan, dan kecintaan kepada Tuhan. Perjuangan dalam menegakkan kebenaran dan keadilan untuk menuntut ketabahan, kesabaran dan pengorbanan.
ü Kerja kemanusiaan atau amal saleh itu merupakan proses perkembangan yang permanen. Perjuangan kemanusiaan berusaha mengarah kepada yang lebih baik dan lebih benar. Manusia harus mampu mengungkapkan perkembangan pemikiran tentang kehidupan berperadaban dan berbudaya sehingga dapat mengambil dan mengamalkan di antaranya yang baik.
ü Tugas hidup manusia menjadi sangat sederhana, yaitu : “beriman, berilmu, dan beramal”.
BAB III
Konstitusi HMI
A. Makna HMI Sebagai Organisasi Bernafaskan Islam
HMI merupakan Organisasi yang menghimpun mahasiswa yang beragama Islam dimana secara individu atau organisatoris memiliki ciri- ciri keIslaman, dan menjadikan Al- Quran dan Sunnah sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber inspirasi, dan sumber aspirasi di dalam setiap aktivitas dan dinamika Organisasi.
B. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI
AD dan ART HMI merupakan konstitusi HMI yang memuat aturan- aturan pokok organisasi yang bersifat fundamental.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi HMI terbagi menjadi dua (2) yaitu struktur kekuasaan dan struktur pimpinan.
a. Struktur Kekuasaan
Secara hierarki antara lain seperti Kongres, Konferensi Cabang (Konfercab), dan Rapat Anggota Komisariat (RAK).
b. Struktur Kepemimpinan
Secara hierarki antara lain seperti Pengurus Besar (PB) HMI, Pengurus Badan Koordinasi, Pengurus Cabang HMI, Pengurus Koordinator Komisariat, dan Pengurus Komisariat HMI.
D. Pedoman-pedoman Dasar Organisasi
1. Pedoman Perkaderan
Pedoman perkaderan adalah aturan yang khusus membahas tentang sistem perkaderan yang dilakukan di HMI. Sistem inilah yang dilaksanakan secara masif, seragam, standar, dan menyeluruh oleh seluruh komponen HMI.
2. Pedoman KOHATI
KOHATI (Korps HMI-Wati) merupakan badan khusus HMI yang bertugas untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. KOHATI didirikan pada tanggal 17 September 1966 di Solo saat Kongres VIII HMI. KOHATI bertujuan untuk terbinanya muslimah yang berkualitas insan cita dan wadah peningkatan dan pengembangan potensi kader HMI dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan.
3. Pedoman Lembaga Kekaryaan
Lembaga Pengembangan Profesi adalah badan-badan khusus HMI (di luar KOHATI dan BPL) yang bertugas melaksanakan kewajiban-kewajiban HMI sesuai dengan fungsi dan bidangnya masing-masing. Lembaga Pengembangan Profesi dibentuk pada kongres ke-7 HMI di Jakarta (1963). Lembaga kekaryaan ditujukan untuk mempertajam tujuan HMI, sehingga akan berorientasi pada arah yang jelas, agar pelaksanaan, pembinaan, dan pengembangan Lembaga Kekaryaan benar dapat terkoordinasikan
4. Pedoman Atribut HMI
Pedoman atribut HMI berisi tentang lagu, lambang, dan berbagai macam penerapannya.
E. Konstitusi HMI terdiri Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
§ Anggaran Dasar (AD) terdiri dari 10 Bab dan 20 Pasal.
§ Anggaran Rumah Tangga (ART) terdiri dari 17 Bab dan 57 Pasal.
§ Terdiri Mukaddimah (Pembukaan)
§ HMI berasaskan Islam
§ HMI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 5 Februari 1947 yang berkedudukan di tempat pengurus besar
§ HMI bersifat independen (sifat)
§ HMI adalah organisasi mahasiswa (status)
§ HMI berfungsi sebagai organisasi kader (fungsi)
§ HMI berperan sebagai organisasi perjuangan (peran)
§ HMI terdiri dari keanggotaan anggota muda dan anggota biasa
§ Anggota kehormatan diberikan kepada seseorang yang mempunyai kontribusi besar terhadap HMI
§ Masa keanggotaan anggota muda berakhir enam bulan sejak Maperca
§ Mahasiswa D3/D4/S0, S1 masa keanggotaan anggota Biasa selambat-lambatnya 2 tahun setelah masa studi selesai
§ Terhadap mahasiswa yang melanjutkan studi ke S2 atau S3 berakhir selambat-lambatnya selama 1 tahun
§ Memiliki cabang di luar negeri seperti Maroko
§ Konferensi Cabang (Konfercab) merupakan musyawarah utusan komisariat
§ Penanggung jawab kongres adalah PB HMI
BAB IV
Mission HMI
Mission HMI adalah tax and responsibility (tugas dan tanggung jawab) sebagai Kader HMI. Motivasi dan inspirasi HMI yang berstatus sebagai organisasi mahasiswa berfungsi sebagai organisasi kader dan berperan sebagai organisasi perjuangan serta bersifat independen.
A. Basic Demand Bangsa Indonesia
a) Periode Penjajahan
Sebagai bangsa terjajah, bangsa Indonesia sebenarnya pada masa itu telah kehilangan kemauan dan kemerdekaan sebagai hak asasinya. Idealisme dan tuntutan rakyat Indonesia pada masa itu adalah memperoleh kemerdekaan. Oleh karena itu, muncullah pergerakan nasional untuk mencari pemimpin yang mampu menyadarkan hak-hak asasinya sebagai suatu bangsa.
b) Periode Revolusi
Pada periode ini adalah masa upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa serta didorong oleh keinginan yang luhur maka bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Persatuan solidaritas dalam bentuk mobilitas kekuatan fisik guna melawan dan menghancurkan penjajah adalah yang sangat dibutuhkan oleh bangsa ini.
c) Periode Membangun
Setelah Indonesia benar-benar memperoleh kemerdekaan, maka muncullah cita-cita dan idealisme sebagai manusia yang bebas dapat direalisir dan diwujudkan. Karena periode ini adalah periode pengisian kemerdekaan, yaitu guna menciptakan masyarakat atau kehidupan yang adil dan makmur. Maka mulailah pembangunan nasional. Untuk melaksanakan pembangunan, faktor yang sangat diperlukan adalah ilmu pengetahuan.
B. Asas Islam
o Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna.
o Islam tidak sekadar agama ritual.
o Semangat mengimplementasikan nilai-nilai keislaman dalam berbagai aspek keindonesiaan.
o Ujung tombak pembaharuan pemikiran Islam dan transformasi politik bangsa.
C. Tafsir Tujuan HMI
"Terbinanya Insan akademis pencipta pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT"
D. Lima Kualitas Insan Cita
1. Insan Akademis
Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berpikir rasional, objektif, dan kritis.
2. Insan Pencipta
Memiliki gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan
3. Insan Pengabdi
Bersungguh-sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmu untuk kepentingan umat dan bangsa
4. Insan yang Bernafaskan Islam
Adalah ajaran Islam telah menjadi nafas bagi kehidupannya tanpa menimbulkan split personality.
5. Insan yang Bertanggung Jawab atas Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur yang Diridhoi Allah SWT
Adalah kader HMI harus sadar akan peranannya sebagai khalifah di muka bumi.
E. Sifat Independensi HMI
1. Cenderung pada kebenaran (Hanief)
2. Bebas, terbuka, dan merdeka.
3. Objektif, rasional, dan ikhlas.
4. Demokratis, jujur, dan adil.
F. Tugas Anggota HMI
a. Senantiasa memperdalam hidup kerohanian agar menjadi luhur dan bertaqwa kepada Allah SWT.
b. Selalu tidak puas dalam mencari kebenaran
c. Teguh dalam pendirian dan obyektif rasional menghadapi pendirian yang berbeda.
d. Bersifat kritis dan berpikir bebas kreatif
e. Selalu haus terhadap ilmu pengetahuan dan selalu mencari kebenaran
G. Peranan Indepedensi HMI di Masa Mendatang
Dalam suatu negara yang sedang berkembang seperti Indonesia ini maka tidak ada suatu investasi yang lebih besar dan lebih berarti dari pada investasi manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam tafsir tujuan, bahwa investasi manusia yang kemudian akan dihasilkan HMI adalah adanya suatu kehidupan yang sejahtera material, spiritual, adil dan makmur serta bahagia. Fungsi kekaderan HMI dengan tujuan terbinanya manusia yang beriman, berilmu dan berperikemanusiaan seperti tersebut di atas maka setiap anggota HMI di masa datang akan menduduki jabatan dan fungsi pimpinan yang sesuai dengan bakat dan profesinya.
BAB V
KMO (Kepemimpinan, Manajemen, dan Organisasi) HMI
KMO (Kepemimpinan Manajemen dan Organisasi) HMI. Pemimpin adalah seseorang yang diberi kepercayaan sebagai ketua atau kepala dalam sistem di sebuah organisasi atau perusahaan. Kepemimpinan adalah kemampuan atau kekuatan di dalam diri untuk memimpin dan mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
A. Teori-teori Kepemimpinan
1. Teori Genetik
Teori yang menjelaskan bahwa seseorang memiliki jiwa kepemimpinan berdasarkan keturunan. Contohnya anak raja merupakan calon pewaris tahta kerajaan
2. Teori Sosial
Pemimpin yang lahir dari lingkungan masyarakat
3. Teori Sintesis
Adalah gabungan dari teori genetik dan teori sosial
B. Gaya-gaya Kepemimpinan
1. Otoriter
Adalah gaya pemimpin yang menunjukkan dominasi dalam mengambil keputusan
2. Karismatik
Adalah gaya pemimpin yang mempunyai aura dari dalam diri tokoh
3. Paternalistik
Contohnya seperti seorang kiai yang memimpin Pesantren.
4. Demokratis
Adalah gaya kepemimpinan yang selalu memberikan kesempatan kepada semua orang dalam pengambilan keputusan.
5. Partisipatif
Adalah gaya kepemimpinan dimana pemimpin ikut berpartisipasi dengan bawahannya.
C. Manajemen
Adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan aktivitas-aktivitas di dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Fungsi-fungsi manajemen dipecah atau dibagi menjadi 4 antara lain sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Suatu organisasi sebelum melakukan aktivitas operasional, harus terlebih dahulu membuat perencanaan yang efektif dan efisien agar dapat berjalan dengan baik sesuai target atau tujuan organisasi. Perencanaan ini bisa dilaksanakan ketika kader HMI melaksanakan raker, rapat pengurus, dan rapat kepanitiaan. Dalam merencanakan berbagai kegiatan organisasi, dapat menggunakan analisa dan rumus 5 W+1H.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian ini bertujuan untuk mengkoordinir sumber daya manusia dan perlengkapan Organisasi, termasuk menyusun struktur kepengurusan dan pembagian kerja untuk melaksanakan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Terdapat 5 Prinsip utama sebagai pedoman dalam menyusun pengorganisasian yaitu (a) pembagian kerja, (b) kesatuan perintah, (c) kewenangan, tanggung jawab, dan kekuasaan, (d) rentang kendali, dan (e) Departementalisasi.
3. Pengarahan (Actuating)
Proses mengarahkan dan memotivasi para anggota organisasi (kader) untuk menuju kearah pencapaian tujuan organisasi, termasuk menciptakan iklim yang mendukung, membimbing dan meneladani kader dalam melakukan pekerjaan.
4. Pengendalian (Controlling)
Untuk mengetahui bahwa kegiatan berjalan dengan baik sesuai rencana dan tidak terjadi penyimpangan didalamnya sehingga target atau tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik
5. Evaluasi
D. Unsur-unsur Manajemen
Terdiri dari Manusia, Modal, Metode, Pasar, Mesin, dan Material. Analisis SWOT terdiri dari Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threats (Ancaman).
E. Organisasi
Adalah dua orang atau lebih yang memiliki tujuan sama dan terstruktur. Contohnya seperti PGRI, PSSI, dan WHO.
Komentar
Posting Komentar