Mengungkap Kebenaran Alquran: Kapan Matahari Padam?


ilustrasi/google.com

Kapan matahari padam? Pertanyaan yang cukup menarik namun sulit dijawab.apalagi dengan jawaban yang pasti. Apabila matahari padam, maka berarti reaksi termonuklir yang terjadi pada matahari telah habis dan itu menandakan berakhirnya kehidupan di muka bumi ini. Matahari diibaratkan sebagai pelita dalam ayat berikut ini:
وَجَعَلَ ٱلْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ ٱلشَّمْسَ سِرَاجًا
“Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita”. (Q.S Nuh, 71:16)

 Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa matahari bagaikan pelita yang amat terang, jadi secara tidak langsung tersirat bahwa matahari bisa padam. Namun hal tersebut hanyalah Allah yang mengetahuinya.

Pada tahun 1850 seorang fisikawan Jerman bernama Hermann von Helmhotz mengemukakan teorinya tentang bagaimana energi matahari terbentuk dan berapa lama energi tersebut bertahan. Menurutnya, energi matahari berasal dari peristiwa kontraksi dan pengerutan yang disebabkan adanya perubahan gravitasi matahari. Dan ini mengakibatkan volume gas yang terkompresi karena pengerutan akan melepaskan energinya sebagai energi matahari. Perubahan gravitasi yangterjadi menyebabkan diameter matahari yang semakin lama semakin mengecil. Pernyataan Helmholtz ini didukung oleh hasil pengamatannya melalui teleskop yang menunjukkan bahwa diameter matahari berkurang 85 m setiap tahunnya. Sehingga menurut teori Helmhotz, matahari dapat memancarkan energinya selama 20.000.000 – 25.000.000 tahun sejak pertama kali terjadinya kontraksi dan pengerutan.

 Para ilmuwan astronomi dan astrofisika mengatakan bahwa matahari pada saat ini telah berumur 5.000.000.000 tahun, dan hal ini menyalahi teori yang dikemukakan oleh Helmhotz. Sehingga muncullah Hans Albrecht Bethe dengan teori termonuklir-nya. Teori ini masih menganut teori reaksi kimia konvensional, yaitu bahwa reaksi masih dapat berlangsung selama masih tersedia zat (reaktan) untuk dapat terjadinya reaksi tersebut.bila reaktan sudah habis, maka reaksi akan berhenti.

Pada reaksi termonuklir yang terjadi di matahari, gas hidrogen merupakan reaktan utamanya. Para ahli astronomi dan astrofisika menengarai bahwa dengan bertambahnya umur matahari, maka pemakaian hidrogen untuk reaksi nuklir akan bertambah. Itu artinya, energi radiasi yang dipancarkan oleh matahari pun bertambah sehingga akan menyebabkan atmosfer bumi semakin memanas. Hal ini dapat dilihat dari makin banyaknya es kutub yang mencair dan menyebabkan volume air laut bertambah banyak serta garis pantai yang semakin naik.

Apabila perkiraan ahli astronomi dan astrofisika tersebut benar, maka dengan bertambahnya umur matahari akan membuat persediaan gas hidrogen pada permukaan matahari semakin berkurang, maka jelas bahwa cepat atau lambat matahari akan padam. Dengan perhitungan bahwa massa matahari adalah 333.400 kalimassa bumi, dan massa seberat itu 80% nya adalah gas hidrogen, maka lama reaksi termonuklir diperkirakan dapat bertahan selama 15.000.000.000 tahun. Bila matahari sudah bersinar selama 5.000.000.000 tahun, maka sisa gas hidrogen masih bisa memberikan energi nuklir di matahari selama 15.000.000.000 – 5.000.000.000 = 10.000.000.000 tahun lagi. Periode yang sangat panjang, namun sulit untuk dibuktikan dalam kehidupan nyata. Karena memang pengetahuan manusia sangatlah sedikit, seperti yang Allah firmankan dalam surat Al-Israa’ ayat 85:

وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا …..

“…..dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (Q.S Al-Israa’ ayat 85)

 Lebih sulit lagi bila hal tersebut dikaitkan dengan pertanyaan kapan kiamat akan datang? Apakah mungkin seperti perhitungan ahli astronomi dan astrofisika akan terjadi 10.000.000.000 tahun lagi? Manusia tidak akan dapat menjawabnya seperti dikatakan dalam ayat:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (Q.S Al-A’raaf :187)

Walaupun ayat tersebut sudah cukup menjelaskan bahwa kiamat akan datang secara tiba-tiba dan hanya Allah yang tahu kapan datangnya, tetapi para ahli astronomi dan astrofisika mash berandai-andai , seandainya matahari masih bisa memancarkan cahayanya selama 10.000.000.000 tahun lagi, maka pertanyaannya adalah bagaimana gejala fisis yang akan terjadi pada waktu menjelang matahari padam?

Secara teoritis, dalam perjalanan menuju ke waktu  10.000.000.000 tahun tersebut, suhu bumi akan bertambah seiring dengan bertambah panasnya energi radiasi yang dipancarkan. Keadaan ini akan menyebabkan volume air laut bertambah dan mengakibatkan naiknya garis pantai. Akibatnya beberapa daratan akan tenggelam, dan ini mrupakan bencana baru bagi manusia.

Bencana lainnya adalah suhu udara yang semakin panas akan menyebabkan semu air akan menguap. Bumi akan menjadi planet yang kering kerontang dengan suhunya yang panas. Keadaan yang semakin ekstrim ini akan mengakibatkan berakhirnya semua bentuk kehidupan di bumi ini.

Apabila matahari benar-benar padam, bagaimana wujud matahari? Ketika gas hidrogen habis, dengan sendirinya reaksi termonuklir akan berhenti dan matahari tidak mempunyai energi nuklir lagi yang bisa dipancarkan sebagai panas ke bumi. Keadaan ini menjadikan matahari benar-benar padam . matahari akan menyusut menjadi planet kecil yang dingin membeku yang disebut oleh ahli astronomi dan astrofisika dengan “white dwarf” atau si kerdil putih atau si bajang putih dn bukan matahari lagi! Karena volume dan massa matahari telah menyusut drastis, gravitasinya juga akan menyusut sehingga tidak lagi menjadi pusat orbitplanet di angkasa. Akibatnya, gerak edar planet-planet akan tidak beraturan dan planet-planet akan bertabrakan dan hancur! Kekeacauan ini mirip dengan kejadian yang digambarkan pada ayat-ayat berikut:

إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ (1) وَإِذَا النُّجُومُ انْكَدَرَتْ (2) وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ (3

”Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan…” (Q.S At-Takwir: 1-3)

Menurut perhitungan ahli astronomi dan astrofisika, keadaan tersebut akan terjadi 10.000.000.000 tahun lagi! Apakah akan terbukti kebenarannya? Namun, dari hal tersebut jika direnungkan secara mendalam, bahwa untuk menjawab pertanyaan kapan kiamat akan terjadi, maka jawabannya sudah ada di dalam al-Qur’an! Sehingga secara tidak langsung hal tersebut membuktikan kebenaran al-Qur’an yang diturunkan pada 15 abad yang lalu. Maha Benar Allah atas segala firman-Nya.

Sumber:

Guessoum, Nidhal. 2011. Islam dan Sains Modern. Bandung: Mizan Media Utama.

Wardhana, Wisnu Arya. 2016. Hadiah Nobel dan Sains Modern dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Materi LK 1 HMI Komisariat Iqbal-Febi

(Tak) Rela