Sebelum Kehilangan

Bagaimana kabarmu, Rindu? Apa kabar mimpi-mimpi yang pernah kita lukis dahulu? Akankah masih basah tinta itu atau sudah mengering? Maafkan aku atas rentetan pertanyaan tak mendasar itu. Aku hanya ingin tahu, cukup ingin tahu saja bagaimana harimu tanpa kehadiran diriku. Sungguh, semalam bola-bola mataku tak ingin mengunci dirinya dalam buaian selimut kelopak mata. Betapa keras pun kucoba, ia hanya bergeming dalam kesepian tak terkira. Otakku kembali memutar-mutar rekaman kebersamaan kita –di waktu itu, sebelum aku memutuskan untuk menjauh darimu –perlahan-lahan. Memainkan permainan bodoh yang aku sebut: petak umpet. Kukira kelak kau akan mencari aku dimanapun ku berada, bahkan di ujung dunia sekalipun! Namun bodohnya aku, mengabaikan kekerasan hatimu yang (mungkin) kini telah terbiasa tanpaku. Sungguh kebodohan yang tidak termaafkan! Aku kalah, kalah, bahkan sebelum permainan itu dimulai. Tanpa kusadari rupanya duri permainan ini mengoyak hatiku terlebih dulu. Permainan ...